Cerpen: Terbanglah Tinggi, Pesawat Kertasku


Hari itu, di kota Semarang, semangat menyala bak kilat. Semua orang sibuk mempersiapkan perayaan Hari Penerbangan Nasional yang akan diadakan oleh Pusat Pendidikan Penerbangan Angkatan Darat.

Di tengah keriuhan itu, ada seorang anak perempuan yang memiliki impian besar namun juga menghadapi sebuah tantangan. Namanya Tiara.

Tiara adalah seorang anak perempuan yang ceria dan penuh semangat. Ia memiliki impian yang luar biasa, menjadi seorang pilot. Di kamarnya, Tiara memiliki poster pesawat-pesawat yang dipasang di dinding, dan ia selalu membayangkan bagaimana rasanya mengendalikan pesawat di langit biru.

Namun, Tiara memiliki kekurangan. Matanya minus, karena saat masih kelas 1 SD, Tiara punya kebiasaan membaca buku sambil tiduran. Kebiasaan itu akhirnya ia tinggalkan setelah dokter mata mengatakan bahwa membaca sambil tiduran bisa membuat mata Tiara semakin minus.

Tiara sering merasa khawatir bahwa kekurangan ini akan menghalangi impian besar yang ia miliki, menjadi seorang pilot wanita yang hebat, terbang dengan bangga mengelilingi dunia. Namun, Tiara adalah gadis yang berani dan penuh tekad.

Festival Penerbangan telah dimulai, dan Tiara sangat bersemangat. Ia mengenakan kacamata barunya yang terang dan berwarna-warni. Dengan raut wajah ceria, ia berjalan menuju lapangan perayaan. Di sana, pesawat-pesawat terbang di udara dengan indah, menyambut para pengunjung yang datang dari berbagai penjuru.

Tiara menyimak setiap atraksi dengan penuh kagum. Ia melihat pesawat-pesawat melakukan berbagai manuver di langit, dan hatinya semakin yakin bahwa ia ingin menjadi pilot yang bisa mengendalikan pesawat seperti itu. Namun, di dalam hatinya juga ada keraguan karena kekurangan matanya.


Ketika acara lomba melepas pesawat kertas dimulai, Tiara bergabung dengan antusias. Ia merasa senang bisa ikut serta, meskipun awalnya ia merasa cemas apakah pesawat kertasnya akan terbang dengan baik. Dengan hati-hati, Tiara melepaskan pesawat kertas yang ia buat sendiri. Ia melihat pesawat itu melayang dengan lembut, mengikuti arah angin.

Pesawat kertas Tiara melambung tinggi, dan Tiara merasa pesawat itu adalah perwujudan dari impian besar yang ia miliki. Ia menyaksikan pesawat kertasnya terbang lebih tinggi daripada yang ia kira. Hatinya penuh harapan dan keyakinan bahwa ia bisa mengatasi setiap tantangan, sebesar apapun itu.

Di tengah perayaan, ada penampilan istimewa. Seorang pilot profesional memberikan ceramah kepada anak-anak SD yang hadir dan berbicara tentang semangat dan dedikasi yang diperlukan untuk menjadi pilot. Ia juga bercerita tentang berbagai rintangan yang pernah ia hadapi, dan bagaimana ia berhasil mengatasinya.

Tiara mendengarkan dengan penuh perhatian. Ia merasa terinspirasi oleh cerita sang pilot, yang telah membuktikan bahwa impian bisa dikejar meskipun ada rintangan. Saat tiba giliran tanya jawab, Tiara merasa hatinya berdetak kencang. Dengan berani, ia mengangkat tangan dan bertanya, "Apakah kekurangan fisik bisa menghalangi seseorang untuk menjadi seorang pilot?"

Sang pilot tersenyum lebar dan menjawab dengan tegas, "Tidak, Nak Tiara. Kekurangan fisik bukanlah penghalang untuk menggapai mimpi. Yang penting adalah semangat, tekad, dan usaha keras yang kamu berikan. Jika kamu memiliki mimpi yang besar, kamu bisa mencapainya dengan keyakinan dan usaha."

Kata-kata sang pilot menggetarkan hati Tiara. Ia merasa semangatnya terbakar lebih kuat dari sebelumnya. Ia menyadari bahwa kekurangan matanya tidak akan menghalangi langkahnya menuju impian menjadi seorang pilot. Ka

Setelah perayaan selesai, Tiara pulang dengan senyum ceria di wajahnya. Ia tahu bahwa perjalanan menuju impian besar tidaklah mudah, tetapi ia yakin bahwa ia bisa mengatasi setiap rintangan. Tiara menyadari bahwa ia adalah anak perempuan yang cerdas, berani, dan memiliki tekad kuat. Dengan semangat dan usaha, ia akan terbang menjemput mimpinya, menjadi seorang pilot yang menggapai langit biru dengan pesawat yang ia kendalikan sendiri.